KARYA TULIS
“VISI MISI IMAMAT
DIOSESAN KEUSKUPAN AGUNG SAMARINDA”

DISUSUN OLEH :
FR. ALFREDSIUS NGESE
DOJA
SEMINARI TAHUN ROHANI
INTERDIOSESAN
SAN GIOVANNI XXII LAWANG
TAHUN AJARAN
2020 – 2021
KARYA TULIS
“VISI MISI IMAMAT
DIOSESAN KEUSKUPAN AGUNG SAMARINDA”

DISUSUN OLEH :
FR. ALFREDSIUS NGESE
DOJA
SEMINARI TAHUN ROHANI
INTERDIOSESAN
SAN GIOVANNI XXII LAWANG
TAHUN AJARAN
2020 – 2021
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.................................................................................................................................. i
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................ 1
1.1
Latar Belakang................................................................................................................... 1
1.2
Rumusan Masalah............................................................................................................. 2
1.3
Metode Penulisan.............................................................................................................. 2
BAB II PROFIL PRIBADI.............................................................................................................. 3
2.1
Data Diri............................................................................................................................ 3
2.2
Analisis Diri....................................................................................................................... 3
2.3
Orang yang
Berpengaruh Dalam Hidup................................................................................. 4
a.
Kedua Orang Tua......................................................................................................... 4
b.
Kaka........................................................................................................................... 5
c.
Pak Kedi..................................................................................................................... 5
2.4
Pemahaman
Tentang Diri................................................................................................. 6
a.
Hal yang saya pahami
tentang diri saya......................................................................... 6
b.
Hal yang saya yakini.................................................................................................... 6
BAB III PROFIL
KEUSKUPAN AGUNG SAMARINDA.................................................................. 7
3.1
Peta Keuskupan Agung Samarinda..................................................................................... 7
3.2
Visi-Misi Keuskupan
Agung Samarinda................................................................................ 8
3.2.1
Visi....................................................................................................................... 8
3.2.2
Misi....................................................................................................................... 8
3.3
Perangkat Keuskupan
Agung Samarinda ............................................................................. 8
3.3.1
Staf ...................................................................................................................... 8
3.3.2
Komisi-komisi........................................................................................................ 8
3.3.3
Kevikepan dan paroki............................................................................................. 9
3.4
Dinamika umat
Keuskupan Agung Samarinda..................................................................... 10
3.4.1
Jumlah umat ....................................................................................................... 10
3.4.2
Komposisi umat
katolik Keuskupan Agung Samarinda............................................. 10
3.5
Dinamika Formasi
Calon Imam Keuskupan Agung Samarinda.............................................. 11
3.6
Potret
Salah Satu Dinamika Hidup Jemaat Paroki Santo Paulus Kaubun.............................. 11
BAB IV VISI-MISI IMAMAT......................................................................................................... 13
4.1
Pernyataan Visi................................................................................................................ 13
4.2
Pernyataan Misi............................................................................................................... 13
4.3
Landasan ........................................................................................................................ 13
4.3.1
Dokumen konsili
vatikan ll..................................................................................... 13
4.3.2
Kitab suci............................................................................................................ 14
4.4
Target Tahunan................................................................................................................ 14
BAB V Kesimpulan ................................................................................................................... 18
5.1
Rangkuman .................................................................................................................... 18
5.2
Refleksi syukur................................................................................................................ 19
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Keinginan untuk
menjadi seorang imam, sudah ada ketika saya masih di Sekolah Dasar. Kemudian
panggilan itu terus tumbuh hingga akhirnya saya memutuskan untuk masuk
seminari. Saya memberanikan diri untuk menjadi seorang imam praja, karena bagi
saya dengan mejadi imam praja, cinta saya kepada Tuhan dapat terwujut dengan
membangun daerah saya sendiri yang kini masih tertinggal dan terbelakang.
Meningkatkan sumber daya manusia dan dapat mengembangkan martabat bagi yang
terbelakang. Untuk mewujutkan itu, saya berusaha mengenali diri dengan memahami
apa yang menjadi kelemahan dan kelebihan yang ada pada diri saya. pengenalan
akan diri sendiri membantu saya mengembangkan potensi-potensi yang ada dalam
diri saya. hingga akhirnya potensi-potensi yang telah berkembang tersebut dapat
berguna bagi sesama dan keuskupan tempat saya berkarya.
Keuskupan
agung samarinda baru memiliki 33 imam diosesan. Jumlah imam pribumi yang masih
sedikit ini tentu belum cukup untuk meningkatkan pelayanan kepada sesama. Maka
masih dibutuhkan imam-imam baru yang dengan segenap hati mau mengabdi kepada
Tuhan, dengan mengembangkan daerahnya yang masih terbelakang, baik dari
pendidikan, ekonomi, dan sosial. Jumlah imam yang masih sedikit menyebabkan
umat kurang mendapat pelayanan yang baik. Akhirnya banyak gereja-gereja yang
hanya dapat merayakan Ekaristi sebulan sampai dua bulan sekali. Dengan demikian
iman umat tidak dapat tumbuh dan berakar dengan baik. Selain jumblah umat yang masih sedikit, medan
pastoral di Keuskupan Agung Samarinda sungguh memprihatinkan, di daerah Mahakam
Ulu para imam harus menggunakan ces ( perahu ) untuk melayani umat di
stasi-stasi. Mereka yang ada di pedalaman dan perusahaan sawit, para imam harus
menempuh jarak yang cukup jauh dari satu stasi ke stasi yang lain.
Setelah
melihat situasi di keuskupan agung samarinda dan latarbelakang saya untuk
menjadi imam akhirnya saya membuat visi misi imamat pribadi, agar saya mampu
menyiapkan diri dengan baik untuk menjawb kebutuhan Gereja dan masyarakat. Visi
misi imamat pribadi ini, membantu saya dalam menentukan arah dan tujuan hidup
panggilan dalam melayani umat yang dipercayakan Allah kepada saya. visi misi
imamat pribadi ini juga saya buat untuk memenuhi tugas spiritualitas imam
diosesan sebagai tugas akhir dari proses pembinaan di Tahun Orientasi Rohani.
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang yang telah saya buat. Saya membahas beberapa hal yang berkaitan
dengan visi misi imamat. Untuk mempermudah saya dalam membahasnya, saya buat
dalam bentuk pertanyaan, agar pembahasannya tidak terlalu luas. Adapun beberapa
pertanyaannya adalah sebagai berikut;
1.
Apa
kelebihan dan kelemahan dalam diri saya?
2.
Apa
hal yang saya pahami tentang Keuskupan Agung Samarinda?
3.
Bagaimana
dinamika umat di Keuskupan Agung Samarinda?
4.
Apa
visi misi imamat saya?
5.
Apa
target tahunan saya?
1.3
Metode Penulisan
Dalam menulis
karya ilmiah ini, saya menggunakan tiga metode penulisan diantaranya;
kepustakaan, korespondensi, dan diskusi. Melalui metode kepustakaan, saya
mencari bahan dari buku-buku rohani, Dokumen Gereja, Kitab Suci dan buku
pedoman pembinaan di tahum orientasi rohani. Melalui Dokume Gereja saya mencari
hal-hal yang berkaitan dengan tugas dan tanggung jawab seorang imam, agar dalam
pembuatan karya ilmiah ini. saya tidak melupakan tugas dan kewajiban yang
seharusnya bagi seorang imam.
Selain itu,
saya menggunakan metode korespondensi. Melalui metode ini, saya menghubungi
romo-romo dari Keuskupan Agung Samarinda perihal data-data keuskupan. Saya
diberi buku petunjuk keuskupan agung samarinda, yang melalui buku itu saya
dapat mengetahui jumlah imam yang berkarya di keuskupan agung samarinda dan
kevikepan-kevikepan serta informasi lainnya. Data-data yang saya terima
membantu saya lebih memahami situasi dan kondisi di keuskupan agung samarinda.
Saya juga
menggunakan metode diskusi dengan pembimbing rohani. Melalui bimbingan rohani,
saya memperoleh makna dari hidup panggilan ini, yang memampukan saya untuk
menentukan tujuan saya menjadi seorang imam. Saya dapat membuat visi misi
imamat pribadi sebagai murid Tuhan yang mau
mengabdi dengan tulus dan demi cinta kepadaNya. Melalui bimbingan rohani
saya kembali diajak untuk melihat tujuan hidup manusia, hingga akhirnya saya
dapat memahami bahwa menjadi imam adalah sarana bagi manusia untuk mencintai
Tuhan lebih dari segala sesuatu bukannya sebagai suatu tujuan yang mesti
dikejar dengan penuh ambisi. Jabatan sebagai seorang imam adalah hadia bagi
orang yang setia mencintai Tuhan dan setia mengikutiNya dalam suka dan duka.
BAB
ll
DATA
DIRI
2.1 Data Diri
Nama lengkap : Alfredsius Ngese Doja
Nama panggil : Alfred
Alamat : Jl. Tongkol RT/RW: 004/002.Desa
Bukit Makmur
Tempat & tanggal lahair : Kaliorang, 23 April 1999
Tempat & tanggal baptis : Kaliorang 1. 24 Agustus 1999
Asal keuskupan : Keuskupan Agung Samarinda
Asal paroki : St. Paulus Kaubun
Nama ayah : Aloysius Wisu
Agama :Katolik
Pekerjaan : Pensiun
Alamat : Jl. Tongkol. Desa Bukit Makmur. Kec
Kaliorang
Nama ibu : Alm.Yustina Mona Gude
Agama : Katolik
Pekerjaan : -
Alamat : Jl. Tongkol. Desa Bukit Makmur. Kec
Kaliorang
Susunan anak dalam keluarga :
Rinto Purwanto Woda, Januarius Wangge, Alfredsius Ngese Doja.
2.2 Analisis Diri
No
|
Kelebihan
|
Kekurangan
|
1
|
Mau belajar dan
terus berusaha
|
Tidak
pandai main musik
|
2
|
Menghargai orang
yang lebih tua
|
Tidak
pandai nyanyi
|
3
|
Setia berdoa (
devosi kepada kerahiman Ilahi)
|
Dengan
orang baru kadang malu
|
4
|
Peduli pada orang lain
|
Tidak
pandai bahasa Inggris
|
5
|
Menyayangi keluarga dan orang lain
|
Belum
pandai operasikan computer
|
6
|
Mau terbuka dan bersahabat
|
Masih
mudah terpancing emosi
|
7
|
Punya semangat, tekad,disiplin dan kejujuran
|
Masih
mempunyai sikap sombong dan kaku
|
8
|
Setia dalam menjalani panggilan
|
Sistem
belajar masih SKS
|
9
|
Berdoa untuk leluhur dan orang tua
|
Tidak
pandai menggambar atau melukis
|
10
|
Cepat merasa kasihan dan ibah
|
Tidak
bisa menyebut huruf R
|
11
|
Rajin berolahraga
|
Terkadang
masih mudah terpengaruh
|
12
|
Semangat
meditasi
|
Masih
sering menunda pekerjaan
|
13
|
Selalu mempersiapkan diri
|
Kurang
sabar
|
14
|
Disiplin masuk kapel
|
Kadang
masih boros
|
15
|
Aktif dalam komunitas
|
Kurang
bisa merawat barang
|
16
|
Humoris
|
Komitmen
masih rendah
|
17
|
Bergaul
dengan siapa saja
|
Masih kurang mengontrol suara
|
18
|
Rendah hati
|
Masih sering ingin dipuji
|
19
|
Tanggung jawab
|
Belum
fasih berbicara di depan umum
|
20
|
Rajin membaca
|
Masih
kurang semangat bekerja
|
21
|
Menolong orang lain yang susah
|
|
22
|
Rapi
|
|
23
|
Sederhana
|
|
24
|
Menjalani kaul kemiskinan
|
|
25
|
Rela berkorban
|
|
26
|
Berdoa untuk kepentingan orang banyak
|
|
27
|
Tulus membantu
|
|
28
|
Inisiatif
|
|
29
|
Aktif saat misa dan ibadat
|
|
30
|
Cinta alam dan kasih sayang terhdap semua makluk
|
|
2.3 Orang-orang Yang
Berpengaruh Dalam Hidup Saya
a. Orang Tua
Saya dilahirkan dari pasangan Aloysius Wisu dan
alm Yustina Moda Gude. Mereka adalah orang-orang yang paling tulus mencintai
saya. Pengalaman dicintai membuat saya menjadi pribadi yang selalu bersyukur
dan mau menjadi seorang imam, dengan maksud agar saya dapat membalas kebaikan
mereka dikala masih hidup maupun ketika
mereka sudah meninggal. Saya masih ingat pertama kali saya memutuskan menjadi
seorang imam yaitu ketika ibu saya pergi menghadap Bapa. Pada waktu itu saya
sangat merasa terpukul dan bertekad untuk menjadi seorang imam agar dapat
selalu mendoakan mereka. Dan sekarang panggilan hidup saya semakin jelas dan
mantap dengan hati yang penuh tekad. Pengalaman dicintai oleh ayah saya membuat
saya terkesan dan sungguh merasakan cintanya sehingga saya tidak ingin
sekalipun melukai hatinya apalagi membuatnya sedih. Beliau adalah orang yang mau mendengarkan, ketika
saya sharing dengannya, saya sering
mendapat peneguhan dan dukungan yang positif. Kalau sharing beliau sering memberikan nasehat-nasehat berupa perumpamaan
supaya saya tetap kuat dan semangat. Hal itu membingungkan saya, karena beliau
tidak sekolah tapi punya cara pikir yang baik tentang hidup. Selain itu beliau
adalah seorang pekerja keras, bahkan
sangat pekerja keras. Semua usahanya digunakan demi mencukupi kebutuhan
anak-anaknya, bahkan dulu beliau dengan almarhumah ibu saya pernah berjanji
bahwa hasil kerja mereka, bahkan tanah yang mereka beli mereka rela jual jika
terpaksa asal kami anak-anaknya dapat sekolah. Ketika saya tahu itu semua saya
sangat terharu dan berjanji untuk tidak mengecewakan mereka, dan menjadi anak
kebanggan mereka yakni menjadi imam yang baik.
b. Kaka
kedua kaka saya sangat berpengaruh
dalam hidup saya terutama saat mendidik saya ketika ibu saya telah meninggal.
Pendidikan yang keras dari mereka membentuk saya menjadi pribadi yang seperti
sekarang ini. Mereka adalah pengganti ibu saya yang mendidik saya agar menjadi
anak yang pandai. Satu hal yang saya salut dengan mereka yaitu mereka tidak
pernah memaksa saya untuk memilih sekolah tapi selalu mendukung setiap
keputusan saya, mereka memberikan kepercayaan pada saya untuk memilih sendiri
jalan hidup yang akan saya jalani. Sekarang orang tua saya sudah tua dan tidak
bisa bekerja, dan mereka berdua adalah orang yang sekarang selalu membantu saya
untuk memenuhi setiap kebutuhan saya. Maka mereka tak pernah lepas dari bagian
dalam doa-doa saya setip hari karena saya tak akan mungkin dapat membalas
kebaikan mereka selain selalu mendoakan mereka.
c. Pak Kedi
Pak Kedi adalah guru Sekolah Minggu
dan guru agama saya, ketika di Sekolah Dasar. Saya akui bahwa hidup saya
berubah ketika beliau ajarkan saya untuk selalu berdoa sebelum berangkat ke
sekolah. Doa yang beliau ajarkan saya hapal sampai sekarang bahkan dari SD-SMA
selalu saya praktekan dan saya sering menambah sesuai kebutuhan. Contoh doanya
adalah sebagai berikut, “ Ya Bapa bimbinglah saya semoga dari rumah sampai
sekolah dengan selamat, dapat belajar dengan baik, disayangi oleh para guru dan
teman-teman dan memperoleh hasil yang baik demi Kristus Tuhan kami amin”.
Kebiasaan doa yang beliau ajarkan bermanfaat bagi hidup saya dan saya sungguh
merasakan kekuatan doa. Saya punya pengalaman waktu SMA, beberapa kali nyaris
mati karena kecelakan tapi Tuhan tetap menolong dan melindungi saya, dari
pengalaman itu saya sadar betapa baiknya Tuhan
dan untuk itu saya memutuskan untuk menjadi abdi-Nya karena hanya
padaNyalah saya memperoleh keselamatan baik di dunia ini maupun di surga.
2.4 Apa Yang Saya Pahami Tentang Diri Saya
a. Harapan Pada Diri Saya
Saya adalah orang yang mudah merasa
empati pada orang lain, bila melihat orang lain lebih susah dari saya rasanya
ingin sekali menolongnya. Sebagai anak ke-3 dari tiga bersaudara saya menjadi
pribadi yang tidak egois. Saya kadang merasa kurang percaya diri bila
berhadapan dengan orang lain. Maka dari itu saya berharap dalam menjalani
proses formatio di seminari dapat membentuk saya menjadi pribadi yang
semakin peduli dan tampil percaya diri kapanpun dan dimanapun.
b. Hal Yang Saya
Yakini
Saya yakin dengan setia berdoa dan dengan
rahmat Allah, saya dapat menjadi imam. Apapun tantangannya, saya pasti dapat
melewatinya sebab ini adalah pilihan saya
sendiri dan saya merasa bahagia menjalaninya selain itu saya yakin
melalui proses pembinaan diri dari hari ke hari, pribadi saya pasti akan
terbentuk yang menjadi seorang yang peduli, sederhana dan percaya diri serta
semakin manusiawi. Saya mau menerima kelemahan-kelemahan dan kelebihan saya dan
mau menjadi diri sendiri yang pada ahkirnya dapat mengabdi pada Tuhan dengan
jujur dan setia.
BAB lll
PROFIL KEUSKUPAN AGUNG SAMARINDA
3.1
Peta Keuskupan Agung Samarinda
3.2
Visi Misi Keuskupan Agung Samarinda
3.2.1 Visi
Gereja Katolik
Keuskupan Agung Samarinda dengan bimbingan Roh Kudus, dikuatkan oleh Sabda
Allah dan sakramen-sakramen terutama Ekaristi, mewartakan nilai-nilai Kerajaan
Allah sebagai utusan Yesus Kristus yang datang memberikan kepenuhan hidup.
3.2.2
Misi
v
Menggerakkan
dan meningkatkan iman umat melalui umat basis dan keluarga.
v
Meningkatkan
dan memperkuat kemandirian untuk terlaksananya tugas perutusan Gereja: karya
pastoral dan missioner.
v
Mengupayakan
penyadaran serta peningkatan kepedulian untuk pemulihan dan penyelamatan
ekologi.
v
Mengupayakan
penyadaran serta peningkatan kepedulian untuk melakukan perlindungan dan
pembelaan hak-hak orang kecil, lemah, miskin dan tertindas.
v
Melakukan
penyadaran mengenai kebenaran Gereja Katolik dan meningkatkan dialog sebagai
tindakan iman demi persatuan sejati.
3.3
Perangkat Keuskupan Agung Samarinda
3.3.1 Staf Keuskupan Agung Samarinda
1
Uskup
: Mgr. Yustinus
Harjosusanto, MSF
2
Vikaris
Jenderal : RD. DR. Moses
Komela Avan
3
Sekretaris
Jenderal : RD. Wilfridus Samdirgawijaya
4
Ekonom
I : RP. Kasmir Agung,
MSF
5
Ekonom
II : RP. Yohanes Agus
Riyanto, MSF
3.3.2 Komisi
1
Direktur
Pusat Pastoral : RD.DR. Moses
Komela Avan
2
Sekretaris
Pusat Pastoral : Drs. Ivo Y.
Moruk
3
Komisi
PSE : RD.DR.
Moses Komela Avan
4
Komisi
Pendidikan : RP.
Petrus Prillion IB, MSF
5
Komisi
MPK : Sr.
Maria Elsa Supartinah, SPM
6
Komisi
Komunikasi Sosial : RD.DR. Moses
Komela Avan
7
Komisi
Kerasulan Awam :
RP. Yohanes Agus Riyanto, MSF
8
Komisi
Kepemudaan : RD. Claudius
Sani Sapo
9
Komisi
HAK : RD. DR.
Moses Komela Avan
10
Komisi
Kateketik : Sr.
Maria Rosline, PRR
11
Komisi
Justice & Peace : Br.
Yulianus Sudir, SVD
12
Komisi
Liturgi : RD.
Silpanus Dalmasius
13
Komisi
Kitab Suci : RP.
Alexander Nevi Mapu, SVD
14
Komisi
Karya Misioner & KKI : Sr.
Petronela H. Balok, MASF
15
Komisi
Seminari :
RD. Silpanus Dalmasius
3.4 Kevikepan dan Paroki
1. Kevikepan Mahakam Ilir
Ø
Paroki
St. Yosef- Bontang
Ø
Paroki
St. Theresia- Sangatta
Ø
Paroki
St. Paulus- Kaubun
Ø
Paroki
St Lukas- Temindung
Ø
Paroki
St. Maria Penolong Abadi-Katedral
Ø
Paroki
Hati Kudus Yesus- Mangkupalas
2. Kevikepan Mahakam Tengah
Ø
Paroki
St. Paulus- Long Bentuk
Ø
Paroki
St. Maria Ratu Damai- Nehas Liah Bing
Ø
Paroki
Gembala Baik- Ritan Baik
Ø
Paroki
St. Arnoldus Jansen- Tanjung Isuy
Ø
Paroki
St. Pius X- Tenggarong
3. Kevikepan Mahakam Ulu
Ø
Paroki
Hati Kudus Yesus- Laham
Ø
Paroki
St. Maria- Long Hubung
Ø
Paroki
St. Yosef- Long Pahangai
Ø
Paroki
St. Paulus- Tiong Ohang
Ø
Paroki
St. Petrus- Ujoh Bilang
4. Kevikepan Pantai
Ø
Paroki
St. Petrus dan Paulus- Dahor
Ø
Paroki
St. Maria De Fatima- Penajam
Ø
Paroki
St. Theresia- Prapatan
Ø
Paroki
St. Klemens I- Sepinggang
Ø
Paroki
Alleluia- Tanah Grogot
5. Kevikepan Sendawar
Ø
Paroki
Kristus Raja- Barong Tongkok
Ø
Paroki
St. Paulus- Muara Lawa/Lambing
Ø
Paroki
St. Markus- Melak
Ø
Paroki
St. Yohanes Penginjil- Melapeh
Ø
Paroki
Keluarga Suci- Tering
3.5 Dinamika Umat Keuskupan Agung
Samarinda
3.5.1 Jumlah Umat
Berdasarkan
data yang saya peroleh dari pihak keuskupan, jumlah umat Katolik di Keuskupan
Agung Samarinda mulai dari tahun 1969 sampai sekarang mengalami pengurangan dan penambahan. Maka, saya dapat
menyajikannya dalam tabel berikut ini:
Tahun
|
1969
|
1980
|
1990
|
1999
|
2000
|
2001
|
2002
|
2003
|
2004
|
2014
|
2017
|
2021
|
jumlah
|
145
00
|
3810
|
64170
|
125.272
|
134.
937
|
158.
053
|
99.
888*
|
162.
257
|
122.428
|
116.
559**
|
275000
|
Belum
ada data terbaru
|
NB: Tahun
2002 Keuskupan Tanjung Selor berdiri sendiri*
Tahun 2014 berdirinya Propinsi
Kalimantan Utara**
3.5.2 Komposisi Umat Katolik Keuskupan
Agung Samarinda
Saya
akan menyajikan komposisi umat Katolik di Keuskupan Agung Samarinda berdasarkan
wilayah kevikepan. Wilayah Kevikepan Mahakam Ilir, mayoritas umat berada di
Kota dan Kabupaten. Suku mayoritas Suku Dayak, Jawa, Toraja, Flores, Timor,
Batak. Rata-rata pekerjaan umat di perkotaan sebagai PNS, pengusaha, wiraswasta
dan tingkat pendidikan umat adalah sarjana. wilayah Kevikepan Mahakam Tengah,
mayoritas Suku Dayak dan Kutai serta suku Flores yang mendiami daerah
perkebunan sawit. Pekerjaan rata-rata umat sebagai PNS dan sebagian besar
sebagai wiraswasta dan petani. Wilayah Kevikepan Mahakam Ulu, mayoritas suku
yang mendiami wilayah tersebut adalah Suku Dayak. Pekerjaan umatnya rata-rata
sebagai petani dan pengusaha. Tingkat pendidikan rata-rata sarjana dan SLTA.
wilayah Kevikepan Sendawar, suku yang mendiami wilayah ini adalah mayoritas
Suku Dayak dan Suku Flores dan Timor. Pekerjaan rata-rata umatnya adalah
sebagai PNS, petani dan penambang. Rata-rata tingkat pendidikan umatnya sarjana
dan SLTA. Kelima, wilayah Kevikepan Pantai, rata-rata suku yang mendiami
wilayah ini para transmigran seperti Suku Jawa, Batak, Toraja, Flores,Timor.
Namun, suku asli wilayah tersebut adalah
Suku Dayak Paser. Pekerjaan umatnya sebagian besar bekerja di pertambangan dan
perkebunan serta PNS dan Pengusaha. Rata-rata tingkat pendidikan umatnya adalah
Sarjana dan SLTA.
3.6
Dinamika Formasi Calon Imam Keuskupan Agung Samarinda
Seorang calon imam
diosesan Keuskupan Agung Samarinda pada umumnya menempuh pendidikan mulai dari
Seminari Menengah St. Yohanes Don Bosco di Jl Pasundan Nomor 79 Kel Kampung
Jawa kota samarinda. Mereka yang tamatan SMA mengikuti Program Kelas Persiapan
Atas (KPA) di Seminari St. Yohanes Don Bosco selama satu tahun. Setelah itu
dilanjutkan di Postulat Stella Maris yang berada di Jl. Ontoseno No.4 Kel.
Polehan. Kec Blimbing, Malang selama satu tahun. Kemudian pendidikan
dilanjutkan ke tingkat Tahun Orientasi Rohani yang juga berada di Malang tepatnya
berada di Jl. Sumber Wuni 14 Lawang-Malang, proses pendidikan ini juga selama
satu tahun. Selanjutnya seorang calon imam akan menempuh pendidikan di Seminari
Tinggi Fisafat Teologi Widya Sasana yang berada di Jl. Bendungan Sigura-gura
Barat No.2 Malang untuk menempuh sarjana filsafat. Setelah itu, mereka akan
kembali ke keuskupan untuk menjalani masa Tahun Orientasi Pastoral (TOP) selama
satu tahun. Pendidikan S2 teologi ditempuh di STFT Malang atau STT Pastor
Bonus, Pontianak sesuai dengan rekomendasi dari uskup. Setelah selesai dapat
ditahbiskan menjadi diakon, dan akhirnya ditahbiskan menjadi imam.
3.7 Potret Salah Satu Dinamika Hidup
Jemaat Paroki Santo Paulus Kaubun
Di paroki St. Paulus
Kaubun sejauh yang saya pahami, rata-rata pendidikan umat adalah SD-SMA.
Pendidikan yang masih rendah ini bukan tanpa alasan, sebab wilayah paroki St.
Paulus Kaubun jauh dari pusat kota kabupaten. Setiap kecamatan hanya memiliki
satu Sekolah Menengah Atas. Jarak yang cukup jauh ke sekolah terutama di
desa-desa mengakibatkan banyak anak yang putus sekolah. Mereka harus berjalan
kaki 8-10 Kilometer untuk sampai ke sekolah atau minimal melewati dua desa,
sehingga mereka yang mau pergi ke sekolah mesti berangkat jam setengah lima
atau jam lima pagi. Akan tetapi, sekarang ini sudah tidak ada lagi yang jalan
kaki karena masyarakat sudah banyak yang
mempunyai kendaraan roda dua juga sudah ada angkutan umum dari perusahaan
sawit. Pendidikan yang rendah disebabkan juga karena presespi yang masih keliru
tentang pendidikan. Umat lebih mendorong anaknya untuk bekerja daripada
bersekolah.
Willayah Paroki Santo
Paulus Kaubun memiliki beragam suku yakni Suku Dayak, Flores, Jawa, Timor,
Batak, dan Toraja. Suku asli adalah Suku Dayak Basap. Beberapa suku dari Flores
adalah para transmigran dan perantauan serta suku-suku yang lain yang juga
merupakan perantauan di Kalimantan. Walaupun Suku Dayak Basap adalah suku asli
tetapi pendatang dari Flores mendominasi jumlah umat di Paroki St.Paulus
Kaubun. Umat yang sebagian besar transmigran dari Flores membawa budayanya ke
tanah perantauan, sehingga kedewasaan umat sudah baik dan berakar. Hal ini
ditandai dengan adanya Komunitas Basis Gerejawi yang semakin hidup. Umat sudah
menyadari tanggung jawab terhadap pendidikan iman anak sebagai pembentukan
Gereja mini.
Sebagai seorang calon
imam, saya merasa semakin dikuatkan dalam menjalani panggilan ini, karena saya
menyadari bahwa umat di Kalimantan Timur
sangat merindukan kehadiran seorang imam. Berdasarkan pengalaman di
stasi, saya melihat bahwa jika pada hari minggu hanya diadakan ibadat sabda,
maka sedikit saja umat yang hadir,
tetapi sebaliknya ketika ada perayaan Ekaristi maka banyak umat yang
hadir. Pada saat ada jadwal misa di stasi, umat akan mempersiapkan segala
sesuatu yang berkaitan dengan perayaan Ekaristi dengan baik, agar perayaan
Ekaristi tersebut dapat berjalan dengan lancar. Keseriusan umat dalam
mempersiapkan perayaan Ekaristi menjadi daya tarik bagi saya untuk menjadi
seorang imam. Selain itu, sukacita yang dirasakan oleh umat ketika ada seorang
imam juga mendorong saya untuk menjawab
panggilan Tuhan. Bagi saya kehadiran seorang imam di tengah umat yang sangat
merindukan Ekaristi bagaikan sepercik air yang menyegarkan jiwa dan raga umat.
BAB IV
VISI MISI IMAMAT
4.1
Pernyataan Visi
Menjadi
imam Keuskupan Agung Samarinda yang solider dan hadir di tengah umat, serta
memiliki semangat palayanan seorang hamba, untuk membatinkan sabda Allah dalam
diri umat.
4.2
Pernyataan Misi
1. Terbuka dengan budaya baru
2. Hidup hemat, sederhana dan menghayati
kemiskinan
3. Berani menjadi diri sendiri dan
menerima semua kelemahan dan kelebihan
4. Aktif dan hadir dalam kegiatan
komunitas
5. Menjadi pendengar yang baik
6. Hadir di tengah umat sebagai bapa,
saudara, dan sahabat bagi umat
7. Semangat melayani dengan rendah hati
8. Mencintai semua umat
9. Membaca kitab suci setiap hari
10. Mewartakan sabda Allah melalui teladan
hidup
11. Disiplin mengikuti Ekaristi, adorasi,
dan meditasi
12. Komitmen mendoakan orang lain
13. Semangat refleksi harian
14. Meluangkan waktu untuk membaca buku
rohani
15. Aktif mencari waktu untuk bimbingan
rohani
4.3
Landasan
4.3.1
Dokumen konsili vatikan ll
“Umat Allah
pertama-tama dihimpun oleh sabda Allah yang hidup, yang karena itu juga sudah
selayaknya dari mulut para imam. Para imam sebagai rekan kerja para uskup
pertama-tama wajib mewartakan injil Allah kepada semua orang. Sesuai dengan
perintah Tuhan yang berbunyi, ”Pergilah ke seluruh dunia, wartakanlah injil
kepada segala makluk” (Mrk.10:15). Sebab oleh sabda penyelamat, iman dibangkitkan
dalam hati mereka yang tidak percaya, dan dipupuk dalam hati mereka yang
percaya. Dengan demikian, kehidupan umat beriman dibangun, menurut amanat
Rasul, “Iman timbul dari pendengaran oleh Sabda Kristus” (Rom 10:17)”. (Dekrit
tentang Pelayanan dan Kehidupan Para Imam. Bab 2 (hlm 477))
Dokumen Konsili ini, saya sebagai calon imam
Keuskupan Agung Samarinda tergerak dan
merasa terpanggil untuk mewartakan injil kepada semua orang sebagaimana yang
diamanatkan Yesus.Yesus memanggil saya untuk menyampaikan kabar gembira kepada
seluruh dunia, agar semua orang dapat memperoleh keselamatan. Model pewartaan
yang saya pilih yaitu, melalui cara hidup yang baik dan melalui pewartaan sabda
Allah. Menurut saya, melalui cara hidup yang baik dapat menggerakan hati semua umat
untuk bertobat dan menuju kesucian hidup. Selain itu, saya juga berusaha
membatinkan sabda Allah dalam hati umat, agar semua orang dapat semakin berakar
pada Kristus dan semakin banyak orang yang diselamatkan.
4.3.2
Kitab Suci
Matius 25:40 “…Aku
berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah
seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini. Kamu telah melakukannya untuk
Aku”. Melalui Injil Matius ini, saya merasa terpanggil untuk menjadi seorang
imam yang mampu menolong orang yang lemah dan menderita. Yesus hadir dalam diri
sesama manusia, lebih-lebih mereka yang lemah, menderita, dan yang terlantar. Melalui
Sabda Yesus ini, saya ingin mewartakan Sabda Allah kepada mereka serta
menemukan Yesus dalam diri mereka. Hal itu saya perjuangkan dengan memandang mereka sebagai keluarga dan saudara yang mesti
saya kasihi dan saya perhatikan dengan tulus. Cara pandang ini akan menjadi
komitmen saya dalam melaksanakan misi Kristus yakni menghadirkan cinta kasih di
tengan dunia. Selain dalam Injil Matius, saya juga terinspirasi dari Injil
(Yohanes. 14:1) “Janganlah gelisah hatimu percayalah kepada Allah; dan
percayalah juga kepada-Ku”. Melayani umat bukanlah perkara yang mudah terutama
ketika belum berpengalaman. Hal itu menjadi tantangan tersendiri bagi saya.
Melalui sabda Yesus ini saya yakin bahwa Tuhan yang memanggil saya dan yang
hendak menjadikan agen cinta kasih-Nya, pasti memberikan saya penolong dan
penghibur. Sehingga kesulitan dan hambatan apapun, saya pasti mampu
menghadapainya. Injil ini menjadi alasan bagi saya untuk tidak takut dan
gelisah serta berani mewartakan Sabda Allah di manapun dan kapanpun.
4.4
Target Tahunan
Setiap
orang pasti memiliki tujuan dalam hidupnya. Tujuan hidup membantu setiap orang
tidak mudah terbawa arus, tertiup oleh angin, dan berjalan tanpa arah. Sebagai
calon imam Keuskupan Agung Samarinda sayapun memiliki tujuan yakni menjadi imam
yang baik, dapat membatinkan sabda Allah dalam hati umat serta dapat melayani
umat. Untuk mencapai tujuan itu saya telah menentukan target tahunan yang
terdiri dari berbagai bidang. Target tahunan tersebut saya buat selama proses formatio di seminari tinggi dari tingkat
I-VII.
Tingkat
|
Bidang
|
Target
|
Program
|
Indikasi
|
l
|
Rohani
|
Memiliki
rasa cinta yang mendalam kepada Yesus
|
Setia
berdoa devosi kepada kerahiman Ilahi
|
Berdoa setiap malam
|
Intelektual
|
Lulus
semua mata kuliah pengantar
|
Mengulang kembali pelajaraan setelah kuliah
|
Mendapat nilai yang baik
|
Sosial
|
Mengenal
semua frater di seminari tinggi
|
Menghafal
nama-nama frater dan berusaha menyapa setiap kali bertemu
|
Telah mengenal nama para frater di
seminari tinggi
|
Kepribadian
|
Dapat
menyangkal diri
|
Hidup
hemat
|
Memiliki tabungan untuk orang miskin
|
Pastoral
|
Belajar
budaya setempat
|
Baca
literatur dan sharing
|
Dapat menyesuaikan diri dengan
budaya baru
|
II
|
Rohani
|
Berakar
pada sabda Tuhan
|
Baca
kitab suci sebelum ibadat atau Ekaristi
|
Menghafal ayat-ayat emas
|
Intelektual
|
Memperoleh
nilai IPK 3,5
|
Membaca
buku-buku yang berkaitan dengan mata kuliah
|
Memperoleh IPK 3,5
|
Sosial
|
Menjadi
agen cinta kasih
|
Terbuka
dengan semua orang dan bergaul dengan siapa saja
|
Mempunyai keakraban dengan para
frater
|
Kepribadian
|
Menjadi
pribadi yang komitmen pada cinta kasih
|
Bimbingan
rohani sebulan sekali atau lebih bila merasa perlu
|
Menjadi pribadi yang tidak
egosentris
|
Pastoral
|
Persiapan
melayani umat ketika liburan
|
Baca
buku tata cara ibadat sabda tanpa imam
|
Dapat memimpin ibadat sabda
|
III
|
Rohani
|
Memiliki
hidup rohani yang baik
|
Aktif
bimbingan rohani
|
Semakin setia mengikuti Yesus
|
Intelektual
|
Persiapan
skripsi
|
Mulai
kerjakan skripsi
|
Sudah ada rancangan skripsi
|
Sosial
|
Mempelajari
budaya Kalimantan
|
Mencari
buku-buku terkait budaya Kalimantan
|
Mempunyai pemahaman yang mendalam
tentang budaya Kalimantan
|
Kepribadian
|
Tegas
dalam komitmen
|
Setia
melaksanakan apa yang diprogramkan
|
Hidup semakin teratur dan terarah
|
Pastoral
|
Menemukan
bidang pastoral
|
Sharing dengan pembimbing rohani
|
Menemukan bidang pastoral
|
IV
|
Rohani
|
Menjadi
murid Yesus yang mencintai semua orang
|
Membaca
buku rohani seminggu sekali
|
Dapat mencintai semua orang
|
Intelektual
|
Skripsi
selesai tepat waktu
|
Mengerjakan
skripsi dengan serius
|
Dapat menyelesaikan skripsi dengan
baik
|
Sosial
|
Menjadi
seorang pemimpin yang baik
|
Semangat melayani dan bertanggung jawab
terhadap seksi
|
Dapat menjadi pemimpin
|
Kepribadian
|
Menjadi
pribadi yang selalu semangat
|
Bangun
dengan penuh semangat setiap pagi
|
Menjalani hari dengan sukacita
|
Pastoral
|
Menjadi
teladan sebagai murid Yesus
|
Disiplin
dalam kegiatan komunitas
|
Dapat mengikuti semua kegiatan
|
TOP
|
Kerohanian
|
Menjadi
murid Yesus yang setia
|
Setia mendoakan ibadat harian
|
Melaksanakan ibadat harian di manapun
dan kapanpun
|
Intelektual
|
Mampu
memberikan pemahaman yang baik kepada umat tentang Misteri Salib
|
Memberikan
katekese kepada umat
|
Umat memahami dan dapat menghayati
Misteri Salib
|
Sosial
|
Mampu
menggerakan umat agar aktif dalam kegiatan Gereja
|
Hadir di tengah umat
|
Umat semakin semangat dan rajin ke
gereja
|
Kepribadian
|
Menjadi
pribadi yang selalu siap melayani
|
Rajin
bekerja dan semangat melayani
|
Dapat melayani umat dengan baik
|
Pastoral
|
Mengakarkan
iman umat
|
Memberikan
khotbah yang selalu menguatkan iman umat
|
Umat semakin berakar pada Yesus
|
VI
|
Kerohanian
|
Berkembangnya relasi dengan
Tuhan
|
Mengikuti aktivias liturgi dan
semangat doa devosi
|
Memiliki keindahan batin,
sebagai pribadi yang tenang
|
Intelektual
|
Memahami Teologi Trinitas
|
Aktif bertanya di kelas dan
membaca buku tentang Trinitas
|
Mempunyai pemahaman yang baik
tentang Trinitas
|
Sosial
|
Menjadi pribadi yang respek
terhadap orang lain dan tidak egosentris
|
Membiasakan budaya senyum dan
salam
|
Mendapat kesan baik dari para
frater
|
Kepribadian
|
Memiliki keutamaan nilai-nilai
hidup
|
Disiplin diri
|
Semakin dewsa
|
Pastoral
|
Memiliki tubuh yang sehat
jasmani dan rohani
|
Menjaga pola makan dan rajin berolahraga
|
Badan sehat dan tidak buncit
|
VII
|
Kerohanian
|
Panggilan imamat semakin murni
|
Menjaga kebiasaan doa,
refleksi, baca kitab suci dan bimbingan rohani
|
Memiliki disposisi batin yang
bebas
|
Intelektual
|
Tesis selesai tepat waktu
|
Menjaga kebiasaan baca buku dan
membeli buku rohani
|
Mempunyai gelar Magister
Teologi
|
Sosial
|
Menjadi pribadi yang humoris
|
Menerima diri dan orang lain
apa adanya
|
Mempunyai relasi yang baik dan
sehat dengan orang lain
|
Kepribadian
|
Memiliki integritas dan
bijaksana
|
Komitmen pada kebenaran
|
Seimbang dalam kontrol emosi
|
Pastoral
|
Memiliki kesetiaan dalam
nilai-nilai prinsip
|
Semangat memberi diri tanpa
pamrih
|
Orang lain dapat merasakan
kebaikan saya
|
BAB V
KESIMPULAN
5.1 Rangkuman
Setiap manusia memiliki identitas yang
membedakannya dengan orang lain. Identitas
menjadi ciri khas seseorang. Begitupula dengan dengan diri saya, saya
memiliki ciri khas yang membedakan saya dengan orang lain. Saya dilahirkan dari
pasangan Aloysius wisu dan alm Yustina Mona Gude. Mereka adalah orang yang
paling tulus mencintai saya, pengalaman dicintai membuat saya menjadi pribadi
yang selalu bersyukur dan mau menjadi seorang imam. Saya dididik dengan keras
oleh kedua kaka saya agar
menjadi pribadi yang mandiri dan dewasa.
Pendidikan yang keras dari kakak
saya membantu saya menjadi pribadi yang memiliki sebuah harapan dan keyakinan.
Melalui proses formatio di seminari
saya berharap dapat menjadi pribadi yang peduli kepada orang lain dan dapat
tampil percaya diri dimanapun dan kapanpun. Saya memiliki keyakinan bahwa,
dengan setia berdoa dan dengan rahmat Allah, saya dapat menjadi seorang imam.
Keyakinan ini berdasarkan pengalaman
rohani yang saya alami ketika pertama kali mau menjawab panggilan Tuhan.
Keyakinan yang kuat adalah faktor
yang mendorong saya untuk menjawab
panggilan Tuhan. Saya memilih menjadi imam Keuskupan Agung Samarinda, karena
melihat realita di keuskupan yang kekurangan imam. Saya juga ingin mengikuti
Yesus dan menjadi pelayanNya. Saya sungguh menyadari betapa baiknya Tuhan
bahkan ketika saya tidak berbuat baik kepadaNya. Saya tergerak untuk membalas
kebaikannya dengan menjadi salah satu hambaNya dan mencintaiNya lebih dari
segala sesuatu sebab Ia sangat mencintai saya. Saya yakin hidup bersamaNya akan
mengalami suka cita sejati baik sekarang maupun di dunia yang akan datang.
Yesus datang ke dunia untuk
menyelamatkan semua orang demi cintaNya yang besar kepada umat manusia. Sayapun
turut ambil bagian dalam karya penyelamatan ini dengan menjadi seorang imam
Keuskupan Agung Samarinda. Sebagai seorang calon imam saya memiliki visi dan
misi. Visi dan misi membantu saya menyiapkan diri dengan iman dan ilmu agar
dapat mencapai imamat suci. Untuk mencapai itu, saya menghidupi beberapa aspek
yang meliputi aspek kerohanian, intelektual, kepribadian, sosial, dan pastoral.
Saya mengembangkan potensi-potensi
yang ada dalam diri saya dengan menentukan target-target tahunan. Hal itu
membantu saya agar tidak mudah terbawa arus, tertiup oleh angin dan berjalan
tanpa arah. Dengan demikian saya dapat melihat dengan jelas arah dan tujuan
saya. Pada akhirnya saya akan berjuang agar dapat menjadi imam Keuskupan Agung
Samarinda yang mampu membatinkan Sabda Allah dalam hati umat manusia sehingga
iman akan Yesus Kristus mengakar dalam hati umat.
5.2 Refleksi Syukur
Selama
proses formatio di Seminari Tahun
Rohani saya semakin menyadari arti panggilan hidup saya yang sesungguhnya. Saya
dipanggil untuk mencintai Tuhan sebab Tuhan sangat mencintai diri saya. Dalam
menjalani panggilan itu, satu hal yang paling penting menurut saya, yang
menjadi penopang hidup panggilan saya, yaitu kesetiaan. Setia melaksanakan
tugas-tugas yang diberikan, setia mengikuti setiap kegiatan di seminari dan
setia berdoa. Saya menyadari melalui setia berdoa kesulitan dan hambatan apapun
pasti akan mampu dilewati. Yesus menghendaki agar setia orang selalu bersatu
denganNya, berharap padaNya, dan setia mengikutiNya. Oleh karena itu saya yakin
dengan setia mengikutiNya pasti akan menemukan kebahagiaan yang sejati dan
dapat menjadi pelayan yang baik. Seperti Kristus yang setia memikul salib yang
walaupun ditimpa pelbagai macam penderitaan, ditinggalkan oleh para murid,
ditolak oleh bangsaNya sendiri. Kendati Ia tidak bersalah tetapi Ia tetap setia
dan buah dari kesetiaanNya itu adalah keselamatan bagi semua orang yang percaya
kepadaNya.
Hidup
panggilan saya juga dikuatkan melalui pembacaan kitab suci. Saya kagum pada
Sabda Tuhan dan karya-karyaNya yang agung dalam sejarah keselamatan manusia.
Sabda Tuhan adalah Roh dan kehidupan yang menyegarkan jiwa dan raga. Saya
belajar arti sebuah pengorbanan dan kesetiaan. Seberapa jauh iman saya pada
Kristus, dan seberapa besar cinta saya kepadaNya. Ia yang setia memikul salib
mengajarkan saya bahwa hidup di dunia ini bukan hanya untuk keselamatan pribadi
tetapi setiap orang dipanggil untuk menjangkitkan cinta kasih Kristus kepada
sesama, sehingga semua orang memperoleh keselamatan.
Puji
dan syukur saya haturkan kepada Allah Tritunggal Mahakudus, karena berkat dan
cintaNya saya dapat mengikuti pendidikan calon imam di Seminari Tahun Rohani
dengan baik. Melalui pembinaan di Seminari Tahun Rohani ini, saya semakin
mengenal pribadi saya dan potensi-potensi yang ada dalam diri saya serta dapat
merumuskan visi misi imamat pribadi. Melalui visi misi imamat ini, saya semakin
diarahkan pada tujuan untuk mencapai imamat suci dan menjadi imam di Keuskupan
Agung Samarinda. Saya berterimakasih kepada para formator, yang selalu
membimbing, mengarahkan dan menuntun saya dalam menjawab panggilan Tuhan.
Secara khusus saya berterimakasih kepada pembimbing rohani yang membantu saya
memaknai arti menjadi murid Tuhan. Saya juga tidak lupa berterimakasih kepada
pelbagai pihak yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung dalam
mendukung, memotivasi dan menguatkan saya. Kepada Bapa Uskup, yang berkenan
memberikan kesempatan kepada saya untuk menjawab panggilan Tuhan. Kepada orang
tua dan saudara saya, dan kepada semua sahabat saya terutama para konfrater
angkatan XXXIV. Semoga karena dukungan dan doa-doanya saya dapat menjalani
proses formatio dengan baik dan saya
semakin dikuatkan dalam menjalani panggilan ini sehingga pada akhirnya dapat
menjadi seorang pelayan Tuhan yang arif.