Sang rasa
Wahai kau sang jelita keanggunanmu dan paramu
menggelitik sanubariku tinggal dan bersarang dalam dada. Matamu menawan, bibir tipis serta senyum manismu mewarnai hari . Tak tahu
mengapa rasanya timbul, terlukiskan rasa asaku dalam coretan sederhana.namun
kesadaran mengembalikanku pada jati diri dan panggilan hidup. rasa syukur
yang melimpah pada Sang kasih sejati sebab peziarah hidudp ini mencecap apa itu
terpesona dan dapat mengagumi yang adalah kebanggaanku. Teriring doa yang tulus
agar engkau bahagia, tak tahu mengapa akupun tak berdaya saat terbayang senyum
manismu. Tak lagi aku mencintaimu untuk memiliki tapi mencintaimu dalam kasih
sebagaimana perintah dari Sang Kasih karena bukan aku yang menimbulkan rasa
tapi Dia. Dia yang menimbulkan pelbagai macam rasa dalam asaku maka aku
bersyukur karena aku ada rasa untukmu sebab aku tahu rasa itu adalah pemberian
Sang Rasa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar